Tips Kontrak Bisnis: Kumpulkan Informasi Sebanyak Mungkin Sebelum Negosiasi dan Membuat Kesepakatan Bisnis

Bagikan artikel ini

Dengan memenuhi meja analisa dengan sebanyak-banyaknya informasi dan dokumen, kita bisa memandang peta masalah dengan lebih jernih sebelum mendatangi meja negosiasi bisnis dan membuat keputusan penting. Dari informasi dan dokumen yang ada, kita bisa menjejerkan pilihan-pilihan yang tersedia, menunjuk salah satu sebagai solusi utama, dan pilihan lain sebagai alternatif dan cadangan. Seberapa besar kekuatan kita dan kelemahan lawan, atau sebaliknya, bisa dianalisa dengan melakukan zoom in terhadap sepotong demi sepotong informasi dan dokumen tersebut.

Ketika menyiapkan negosiasi kontrak bisnis, sebaiknya Anda meluangkan waktu sejenak untuk mengumpulkan informasi dan dokumen pendukung yang relevan, seberapapun mahalnya waktu Anda. Dengan meluangkan waktu khusus, Anda bisa fokus untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Informasi itu setidaknya meliputi:

  • Konsep Bisnis

Bagaimana bisnis Anda akan dijalankan, tak ada yang lebih memahaminya selain Anda sendiri. Anda yang paling tahu di mana memperoleh supplier barang yang lebih murah, dan ke mana barang itu lebih efektif untuk dipasarkan. Informasi-informasi itu merupakan bahan baku untuk menyusun business plan Anda dalam melejitkan bisnis.

  • Regulasi Terkait

Untuk memahami bagaimana hukum mengatur perdagangan jenis barang yang Anda tawarkan, Anda harus membaca regulasinya. Untuk menjual lisensi rahasia dagang dari bisnis kuliner yang rahasia resepnya telah Anda jaga bertahun-tahun, Anda perlu memahami bagaimana konsep kerahasiaan itu diformulasikan oleh undang-undang. Jika Anda merasa lemah dalam memahami bahasa hukum, mungkin Anda perlu menelpon pengacara Anda, atau ngopi bareng dengan rekan bisnis Anda yang kebetulan paham hukumnya, dan menguji konsep bisnis Anda dengan regulasi tersebut. Jika antara konsep yang telah Anda susun bertolak punggung dengan regulasinya, Anda masih punya kesempatan untuk melakukan penyesuaian. Atau metode yang sama bisa disusun dengan sebaliknya, Anda bisa memahami lebih dulu regulasinya sebelum menyusun konsep bisnis Anda sendiri berdasarkan regulasi tersebut. 

  • Kebutuhan dan Kemampuan Anda

Sekali lagi, informasi mengenai kebutuhan dan kemampuan Anda, tentunya Anda sendiri yang lebih memahaminya. Pertama, tentu Anda perlu menguasai betul sumber daya bisnis Anda, kedua Anda memahami tujuan dan ruang lingkup bisnis yang akan Anda terjuni, dan ketiga Anda perlu menemukan penyelarasan dari kondisi yang pertama dan kedua tersebut.  

  • Informasi Tentang Lawan Negosiasi

Jika Anda mengharapkan kesepakatan standar, Anda hanya perlu informasi secukupnya mengenai lawan kontrak Anda, namun jika Anda menginginkan keuntungan dan posisi yang lebih unggul, Anda harus bekerja lebih keras untuk menggali setiap informasi tentang lawan negosiasi Anda – sekecil apapun. Anda perlu kerja ekstra untuk memperoleh informasi-informasi tambahan daripada informasi standar pada umumnya. Jika Anda memperebutkan sebuah jeruk dengn lawan negosiasi Anda, dan ia memintanya dibelah dua, sebaiknya gali lagi informasi sebenarnya tentang kebutuhan lawan negosiasi Anda tersebut. Jangan-jangan ia cuma menginginkan kulitnya karena hanya membutuhkan anti-oksidannya untuk bahan obat keriput, sementara Anda membutuhkan daging buahnya untuk membuat jus. Lalu, mengapa harus dibelah dua?

Sebagai pelaku usaha, Anda tentu saja memahami karakter dan model usaha yang anda geluti, seperti halnya seorang dokter yang memahani penyakit pasiennya. Namun, seberapapun handalnya Anda menangani bisnis, Anda akan dibuat tak berdaya jika menabrak regulasi. Dalam menghadapi negosiasi, penting bagi anda untuk menyiapkan konsep bisnis dan konsep hukumnya  sekaligus.

Pemahaman tentang konsep bisnis adalah satu hal, dan memahami konsep hukum adalah hal lain. Sebelum berangkat ke meja perundingan, tugas Anda adalah mengelaborasi keduanya untuk menjadi selaras. Jika menurut Anda memahami konsep hukum bisnis terlalu rumit, Anda bisa berkonsultasi dengan pengacara Anda. Sampaikan konsep bisnis yang telah Anda rancang dan biarkan pengacara Anda mengerjakan tugasnya, mengukur model bisnis Anda dengan regulasi terkait. Namun jika Anda tutup mata pada pelanggaran-pelanggaran hukum dalam menjalankan bisnis, maka kontrak bisnis Anda akan terancam menjadi tidak sah (Dadang Sukandar, SH./www.legalakses.com).